Sebenarnya kapal
yang rusak itu tau, jikalau sebenarnya ia takkan pernah bisa berlabuh di pulau
sebrang itu,. Namun ia selalu berharap bahwa angin dapat mengantarkannya pada
pulau sebrang itu, walaupun sampai dengan keadaan yang mungkin tidak terlihat
seperti sebuah kapal, berangan jika pasir putih halus itu dapat memeluknya
walau dengan rasa iba. Perjuangan kapal yang berharap akan sampai itu mungkin
takkan pernah berarti untuk pulau sebrang , karena kapal itu tau jika pulau itu
tak pernah menghendakki kedatangannya, tak pernah merasa sekalipun ikut
mengerti perasaan kapal yang sangat berharap dapat berlabuh padanya. Walau
begitu, kapal itu takkan pernah bisa lupa pada pulau itu karena baginya, pulau
itu penyemangat dan bermakna, karena pulau itu memberikannya arti ketenangan
air laut, kesahajaan angin laut dan juga halusnya butiran pasir putih, walau
pulau itu takkan pernah mengingat dan mungkin takkan pernah pahami perasaan
kapal itu, namun kapal percaya bahwa hanya pulaulah yang akan dan akan selalu
ada dalam ingatan terdalam dan mungkin
takkan pernah bisa berpaling, walau ia akan mengarungi pulau pulau
lainnya.
Kapal itu harus
berlayar mengarungi pulau-pulau lain tak boleh berdiam diri di pulau seberang
itu. Kapal itu harus mengangkat jangkarnya, menaikkan layarnya dan menyalakan
mesinnya. Kapal itu masih harus mengarungi lautan dan mencari pulau yang memang
menghendaki dirinya untuk berlabuh dan singgah selamanya, walaupun ia tau jika hanyalah pulau seberang itu yang akan
selalu ada di dalam kemudinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar